Ulasan Film Soekarno
Film ini menceritakan sedikit kisah tentang perjuangan Sang
Presiden pertama Negara Republik Indonesia ini. Dulunya beliau bernama Kusno, tubuhnya kurus
kering dan sering sakit-sakitan. Akibat hal itu, nama Kusno kemudian diganti
oleh Bapaknya menjadi Sukarno. Dengan harapan si anak yang kurus dan
sakit-sakitan itu dapat menjadi ksatria seperti Adipati Karno. Tak di
sangka-sangka harapan bapak Sukarno sewaktu ia kecil akhirnya terpenuhi. Saat
usia Sukarno beranjak dewasa, ia berhasil menyerukan kalimat bahwa “Kita Harus
Merdeka Sekarang!” seruan yang disaksikan khalayak ramai itu akhirnya
menyebakan ia harus dipenjara untuk beberapa saat. Ia di penjarakan karena dituduh
melakukan usaha pemberontak seperti Komunis. Namun bukan Sukarno jika ia dengan
mudahnya berhenti berjuang disitu saja, ia justru makin melawan. Akibat
perlawanannya yang semakin menjadi-jadi, ia kemudian dibuang ke Ende, lalu
Bengkulu.
Di kota itu Sukarno beristirahat sejenak dari kegiatan
politiknya. Ia mengisi kesehariannya dengan mengajar. Di suatu ketika ia
bertemu dengan seorang siswa bernama Fatmawati. Tak disangka hatinya terpaut
pada gadis muda yang cantik jelita dan pandai itu . Padahal saat itu Sukarno
masih menjadi suami sah Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua darinya, yang
selalu menjadi pendamping setianya ketika di penjara dan dibuang. Inggit harus
rela melihat sang suami tercinta jatuh cinta dengan gadis lain. Ditengah masalah
rumah tangganya, Jepang datang memulai peperangan Asia Timur Raya. Semangat
berpolitiknya kembali menguat. Kekalahan Belanda atas Jepang membuat
Kemerdekaan Indonesia telah ada di depan gerbang.
Sementara itu Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir, kawan
berpolitik Sukarno dimasa muda mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah kejamnya dengan
Belanda. Tetapi Sukarno memiliki sudut pandang yang berbeda. Sukarno cenderung
mendukung kedatangan Jepang ke Indonesia, Mohammad Hatta pun terpengaruh. Namun
Syahrir tidak, menurutnya bekerjasama dengan Jepang sama saja memposisikan
Indonesia menjadi bagian dari Fasisme, musuh Amerika-Inggris-Australia.
Meskipun begitu Sukarno tidak peduli, ia yakin dengan pilihannya bahwa
bekerjasama dengan Jepang mampu mewujudkan kemerdekaan Negara Indonesia. Sukarno
dengan Mohammad Hatta berupaya mewujudkan cita-citanya mewujudkan Indonesia Merdeka.
Hingga tiba saatnya jatuhlah bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki yang
menyebabkan kekalahan Jepang atas Perang Dunia 2, hingga Jepang harus
menyerahkan daerah jajahannya pada sekutu.
Di sisi lain para pemuda mendengar berita melalui radio bahwa
Jepang telah menyerah kepada sekutu, hal ini menyebabkan kekosongan kekuasaan
di wilayah Indonesia. Para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta agar segera
memplokamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun Soekarno dan Hatta menolak, mereka menunggu hasil kesepakatan dengan Jepang yang
akan memerdekakan Indonesia di tanggal 25 Agustus 1945.
Ini tentu menjadikan ketegangan antara golongan tua dan
golongan muda. Sampai-sampai para pemuda menculik Soekarno dan Hatta pada
tanggal 16 Agustus dini hari dan diasingkan
ke Rengasdengklok. Golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok
dengan tujuan untuk mengamankan keduanya dari pengaruh pihak luar. Daaerah
Rengasdengklok dipilih karena menurut perhitungan militer, tempat tersebut jauh
dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Di samping itu, mereka dengan mudah dapat
mengawasi para tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok dari arah
Bandung maupun Jakarta. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Perundingan
antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pada dini hari. Teks proklamasi ditulis di
ruang makan di laksamana Tadashi Maeda. Para penyusun teks proklamasi itu
adalah Ir. Sukarno, Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi
ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti
Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi
harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00
dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa
teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati,
dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada akhirnya 17 Agustus 1945 adalah hari Kmerdekaan Negara
Indonesia yang akan terus di kenang sepanjang masa. MERDEKA!!!
Komentar
Posting Komentar