Wayang Kampung Sebelah "Mawas Diri Menakar Berani" Wayang Kampung Sebelah atau disingkat WKS tampil di Balairung Universitas PGRI Semarang pada 20 Oktober 2015 untuk memperingati Bulan Bahasa. Berawal dari tokoh bernama Plungsur yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Bangunjiwo, dengan gaya bahasa yang sok intelek namun justru membingungkan lawan bicaranya itu malah membuat para penononton tertawa terbahak-bahak. Para penonton justru teringat dengan tingkah Vicky Prasetyo mantan tunangan penyanyi dangdut terkenal Zaskia Gotic. Plungsur dan Somad bersaing untuk menjadi pemimpin di Desa Bangunjiwo. Mereka berdua ternyata menggunakan cara curang dengan money politic. Dengan usaha penyogokan terhadap panitia pemilihan Kepala Desa, akhirnya Somad keluar sebagai pemenang. Untuk merayakan kemenangannya tersebut, ia mengundang sederet artis nasional untuk memberikan hiburan kepada para pendukung setianya. Mulai dari Komaramari yang merupakan plesetan dari Raja Dangdu...
Postingan
Menampilkan postingan dari Oktober, 2015
Ulasan Film Soekarno
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Film ini menceritakan sedikit kisah tentang perjuangan Sang Presiden pertama Negara Republik Indonesia ini. Dulunya beliau bernama Kusno, tubuhnya kurus kering dan sering sakit-sakitan. Akibat hal itu, nama Kusno kemudian diganti oleh Bapaknya menjadi Sukarno. Dengan harapan si anak yang kurus dan sakit-sakitan itu dapat menjadi ksatria seperti Adipati Karno. Tak di sangka-sangka harapan bapak Sukarno sewaktu ia kecil akhirnya terpenuhi. Saat usia Sukarno beranjak dewasa, ia berhasil menyerukan kalimat bahwa “Kita Harus Merdeka Sekarang!” seruan yang disaksikan khalayak ramai itu akhirnya menyebakan ia harus dipenjara untuk beberapa saat. Ia di penjarakan karena dituduh melakukan usaha pemberontak seperti Komunis. Namun bukan Sukarno jika ia dengan mudahnya berhenti berjuang disitu saja, ia justru makin melawan. Akibat perlawanannya yang semakin menjadi-jadi, ia kemudian dibuang ke Ende, lalu Bengkulu. Di kota itu Sukarno beristirahat sejenak dari kegiatan politiknya. Ia mengisi...
Pendapat Tentang Kiriman di Blog Bapak Setia Naka Andrian
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tanggapan 1 : Dalam “Ikhtiar Pemerataan Label Sekolah (Koran Wawasan, 7 Oktober 2015” Selepas membaca tulisan yang ada di blog Bapak Setia Naka Andrian berjudul Ikhtiar Pemerataan Label Sekolah yang juga dimuat dalam koran Wawasan pada tanggal 7 Oktober 2015, saya ingin berpendapat bahwa apa yang Bapak sampaikan memang benar adanya karena menurut saya pada hakikatnya sekolah favorit itu tidak hanya dilihat dari letak sekolah tersebut, di kota maupun di desa saya pikir sama saja. Tidak semua siswa yang belajar di sekolah kota bisa pandai dan berprestasi, begitu pula sebaliknya anak yang bersekolah di desa atau di pelosok sekalipun belum tentu tidak berpestrasi. Sebuah sekolah dapat dikatakan sekolah favorit apabila siswa-siswi didikan sekolah tersebut bisa dengan mudah mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu, mereka juga memiliki prestasi dal...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MENGANCAM KENANGAN Kamis, 8 Oktober 2015 pukul 16:00. Bertempat di Gedung Pusat lantai 7 Universitas PGRI Semarang telah diselenggerakan sebuah pagelaran drama teater persembahan dari “Teater Tikar” yang berjudul “MENGANCAM KENANGAN” garapan Iruka Danishwara dan sutrada Ibrahim Bhra. Teater bertema abstrak ini, menceritakan tentang kisah suram masa lalu seorang wanita yang hidup sebatang kara. Ia tidak mau melupakan masa lalunya meskipun sang pagi selalu memaksanya untuk menghapus ingatan pahit itu. Wanita itu bersikukuh untuk tetap menyimpan kenangan tersebut, meskipun semakin hari kenangan itu semakin dalam menenggelamkan dirinya sendiri. Ia tak pernah lupa mengucapkan selamat pagi dari Pagi kepada pigura yang berjajar di ruang tamu. Debu-debu yang menempel disana dan berdiam di sudut ruang tamu adalah saksi bungkam dari kisah masa lalunya. Seperti itulah kenangan, tak perlu ia cari ‘kemana’ atau ‘dimana’. Di ibaratkan sebuah bak mandi, meskipun air keruh yang ada di dalamnya ...